1 of 22

Slide Notes

DownloadGo Live

Bahasa Indonesia

Published on Nov 18, 2015

No Description

PRESENTATION OUTLINE

kelompok Bahasa Indonesia

"Kluwek"

Anggota

  • Adelina Atriana (01)
  • Agustina Betri L. (04)
  • Akbarul Rizky (06)
  • Catharina Yudhita P. (12)
  • Ilyas Akbar A. (21)
  • Nisa Arimi Faza (27)
  • Selviana Novita N. (33)

Deskripsi

Ciri-ciri Pohon Kluwek

Kepayang, kluwek, keluwek, keluak, atau kluak (Pangium edule Reinw. ex Blume; suku Achariaceae, dulu dimasukkan dalam Flacourtiaceae) adalah tumbuhan berbentuk pohon yang tumbuh liar atau setengah liar. Orang Sunda menyebutnya picung atau pucung (begitu pula sebagian orang Jawa Tengah) dan di Toraja disebut pamarrasan.

Pohon Kluwak rata-rata memiliki tinggi 18 - 40 meter, berukuran sedang sampai besar dengan diameter batang 2,5 meter. Pada bagian pucuk banyak terdapat cabang, cabang yang muda banyak berbulu, sedangkan cabang yang tua tidak berbulu.

Kulit kayu berwarna coklat kemerahan atau abu-abu kecoklatan, licin dan kadang-kadang kasar dengan banyak celah yang mengeras. Tulang daun pada sisi bawah menonjol.

Buah agak tidak simetris, berbentuk bulat telur dengan kedua ujung tumpul. Ukurannya bervariasi dengan panjang 7-10 cm atau lebih. Kulit buah berwarna cokelat kemerahan dengan permukaan kasar dimana terdapat lentisel. Tangkai buah berukuran panjang 8-15 cm dengan diameter 7-12 mm.

Kluwak merupakan khas vegetasi dari Indonesia, jadi apabila di luar negeri ditemukan pohon ini, kemungkinan itu adalah tumbuhan ekspor dari negara Indonesia. Pohon ini umumnya tumbuh di tepi-tepi sungai, pinggir-pinggir aliran air, tepi rawa, di hutan, atau bahkan di kebun-kebun.

Meskipun pohon ini umumnya tumbuh pada ketinggian 350 m dpl. dan membutuhkan lingkungan yang cukup air, jenis ini ternyata juga dapat tumbuh di daerah lebih tinggi, beriklim kering dan jarang terkena banjir. Pohon ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Namun akibat dari pemanfaatan yang berlebihan, jenis ini mulai langka.

kegunaan

ciri-ciri pohon kluwek

Bijinya, yang memiliki salut biji yang bisa dimakan, bila mentah sangat beracun karena mengandung asam sianida dalam konsentrasi tinggi. Bila dimakan dalam jumlah tertentu menyebabkan pusing (mabuk). Racun pada biji ini dapat dipakai sebagai racun untuk anak panah. Biji ini aman diolah untuk makanan, bila telah direbus dan direndam terlebih dahulu.

Selain asam sianida, beberapa kandungan kimia lainnya yang terdapat pada buah kluwek (Pangium edule) antara lain vitamin C, ion besi, betakaroten (pencegah tumor), asam hidnokarpat, asam khaulmograt, asam glorat, dan tanin.
Berbagai kandungan zat tersebut menjadikan tanaman kepayang, kluwek, picung atau Pangium edule memiliki berbagai macam manfaat dan kegunaan, seperti; bahan batang korek api (batang), obat cacing (daun), antiseptik, penghilang kutu, bahan pengawet, dan bahan pembuat minyak (biji).

Manfaat yang tidak kalah pentingnya adalah buahnya yang sering kali digunakan sebagai bumbu dapur masakan Indonesia seperti rawon. Bijinya pun dapat dimakan langsung setelah menjalani proses pemeraman untuk menghilangkan zat asam sianida yang dikandungnya. Meskipun demikian bila dimakan dalam jumlah tertentu apalagi bagi yang kurang tahan dapat mengakibatkan efek pusing (mabuk).

1. Mengapa pohon Kluwek dapat digunakan sebagai pohon konservasi air?

Pohon Kluwek selain memiliki batang besar dan kuat juga memiliki akar tunggang yang kokoh. Akarnya yang besar ini dapat menembus tanah hingga kedalaman beberapa meter. Dengan akar yang kuat inilah pohon Kluwek cocok sebagai pohon pelindung aliran sungai maupun sumber mata air alami di darat.

Pohon Kluwek cocok digunakan sebagai pohon konservasi air karena selain cepat besar, jumlah akar Pohon Kluwek tergolong panjang, menguatkan tanah dan menyerap air dalam jumlah banyak pula.

2. Bagaimana membudidayakan pohon Kluwek di Karanganyar?

Pohon Kluwek tidak memerlukan perlakuan
khusus, tumbuhan ini dapat diperoleh dari cabutan anakan dari alam atau
melakukan persemaian terhadap bijinya. Biji kluwek yang disemai memiliki daya berkecambah lebih dari 80%
sehingga secara teknis tidak ada kesulitan dalam hal regenerasi.

Budidaya kluwek jika
dilakukan pada biji harus dilakukan terlebih dahulu pemecahan masa
dormansinya dengan cara merendam biji dalam air selama 24 jam sebelum disemai. Media yang digunakan adalah media pasir.

Perkecambahan
memerlukan waktu sekitar satu bulan dan kemudian dapat dipindahkan ke
pot dengan media campuran pasir dan kompos ketika daun mulai muncul 2-
3 buah. Dalam waktu 4 bulan, bibit sudah dapat dipindahkan ke lapangan.

Karena relatif mudah ditanam, pembudidayaan Kluwek di Karanganyar dapat dilakukan di daerah yang banyak sumber air. Setelah ditanami Kluwek sumber air dapat menyimpan air dengan debit yang lebih banyak. Selain itu dapat ditanam pada sisi-sisi di sungai untuk mencegah erosi dan merosotnya volume air pada sungai pada musim kemarau.

Terima kasih atas perhatiannya

"Kluwek"