PRESENTATION OUTLINE
RESENSI
- Pengertian
- Unsu
- Jenis
- Struktu
- Tujua
- Manfaat
- Model
- Langka
- Contoh
Secara etimologi, resensi berasal dari Belanda resentie dan Bahasa Latin recensio, recensere atau juga revidere yang memiliki arti mengulas kembali atau melihat kembali. Sedangkan dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonsia), resensi diartikan sebagai pertimbangan atau pembicaraan dan ulasan tentang buku.
Selain penjelasan diatas, para ahli dan pakar memiliki pendapat yang berbeda beda dalam mendefinisikan apa itu resensi.
1. Judul Resensi
1. Judul
sebuah resensi mesti mempunyai kesinambungan dengan isi resensi. Selain itu, judul resensi yang menarik akan memberi nilai lebih tersendiri.a. Menyusun Data Buku
Penyusunan data buku dapat meliputi:
1) Judul
2) Pengarang
3) Penerbit
4) Tahun terbit beserta cetakannya
5) Dimensi buku
6) Harga
2. Isi Resensi Buku
Isi dari resensi buku berisi tentang sinopsis, ulasan singkat buku, dengan kutipan singkat secukupnya, keunggulan buku, kelemahan buku, rumusan kerangka buku, serta bahasa yang digunakan.
3. Penutup
Dalam penutup resensi buku biasanya berisi tentang alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada buku tersebut ditujukan.
Berikut ini jenis jenis resensi, naun yang perlu dicatat adalah jenis jenis resensi dibaah ini tidak baku, karena bisa saja ketiganya diterapkan secara bersamaan.
1. Resensi Informatif, yaitu resensi yang hanya menyampaikan isi dari resensi secara singkat dan umum dari keseluruhan isi buku.
2. Resensi Deskriptif, yaitu resensi yang membahas secara detail pada tiap bagian atau babnya.
3. Resensi Kritis, yaitu resensi yang berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.
1. Identitas
Identitas dapat mencakup judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, tebal halaman, dan ukuran buku. Bagian ini mungkin saja tidak dinyatakan secara langsung, seperti yang tampak pada teks ulasan film dan lagu.
2. Orientasi
Bagian ini biasanya terletak di paragraf pertama, yakni penjelasan tentang kelebihan buku seperti penghargaan yang pernah didapatkan oleh buku yang diresensi.
3. Sinopsis
Pada bagian ini berupa ringkasan yang menggambarkan pemahaman penulis terhadap isi novel.
4. Analisis
Bagian analisis berupa paparan tentang keberadaan unsur-unsur cerita, seperti tema, penokohan, dan alur.
5. Evaluasi
Pada bagian evaluasi berupa paparan tentang kelebihan dan kekurangan suatu karya.
1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah hasil karya secara ringkas.
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan karya yang diresensi.
3. Mengetahui latar belakang dan alasan sebuah karya dibuat.
4. Menguji kualitas karya dan membandingkannya terhadap karya lainnnya.
5. Memberi masukan kepada pembuat karya berupa kritik dan saran.
6. Mengajak pembaca untuk mendiskusikan karya yang diresensi.
7. Memberikan pemahaman serta informasi secara komprehensif kepada pembaca tentang karya yang diresensi.
1. Bahan pertimbangan
Sebagai bahan pertimbangan dapat memberikan gambaran kepada para pembaca tentang suatu karya dan mempengaruhi mereka atas karya tersebut.
2. Nilai ekonomis
Mendapatkan uang atau imbalan serta buku-buku yang diresensikan secara gratis dari penerbit buku apabila resensinya dimuat di koran atau majalah.
3. Sarana Promosi Buku
Buku yang diresensikan adalah buku baru yang belum pernah diresensi. Dengan demikian, resensi merupakan media untuk mempromosikan buku baru tersebut.
4. Pengembangan Kreativitas
Semakin sering menulis, maka semakin terasah kebiasaan menulis untuk setiap individu. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan kreativitas menulis.
1. Model Rangkuman
Ini jenis resensi yang umum kita temukan, khususnya resensi yang dikerjakan oleh peresensi yang belum lama membiasakan diri dalam menulis catatan atas buku yang dibaca. Ulasannya bukan pujian, bukan juga kritik, apalagi bandingan, melainkan semata merangkumkan isi utama buku itu secara ringkas.
2. Model Resensi Lebih dari Dua Buku
Resensi model ini mengambil beberapa buku yang sama. Sama temanya atau sama penulisnya. Buku-buku itu kemudian diulas dengan dua cara:
a. Dicampur dan diaduk seperti gado-gado menjadi satu judul satu bahasan.
b. Resensinya satu judul tapi dipecah-pecah oleh sub bab berdasarkan judul-judul buku yang berbhineka tunggal ika itu.
3. Buku sebagai Catatan Perjalanan
Gaya resensi dengan menyertakan pengalaman peresensi, tempat/ruang, dan buku yang diresensi umumnya berbentuk catatan perjalanan. Salah satu contoh paling menarik adalah apa yang dilakukan Michael Pearson yang lemudian disatu-terbitkan dalam buku yang edisi terjemahannya berjudul: Tempat Imajiner: Perlawatan ke Dunia Sastra Amerika (Obor, 1994).
Pearson bergerak menyusuri tempat-tempat mengikuti petunjuk yang disajikan oleh buku sastra. Langkah pertama yang dilakukannya adalah menyeleksi beberapa karya pengarang dan tempat-tempat di mana ingatan dan mitos tereram. Ia mencermati secara serius karya yang mana dari pengarang siapa yang menjadi “juru kunci” sebuah kota. Maka muncul kemudian nama Foulkner dan Missisipi, Robert Frost dan Vermont, Hemingway dan Key West/Florida, Steinbeck dan California, Mark Twain dan Hanibal/Missouri, serta Flannery O’connor dan Georgia.
4. Model Kritik
Umumnya kritik hanya elemen kecil dari sebuah resensi. Namun ada juga yang menadikan kritik sebagai model utama. Kritik adalah tuuan utama mengapa resensi itu dituliskan. Bahkan tak jarang, lantaran resensi bergaya kritik itu, sebuah buku ditarik dari peredarannya.
5. Model Rersensi Tempelan
Seperti dikatakan di bagian lain, crir resensi yang paling jamak jika terdapat Kartu Tanda Buku (KTB). Walaupun tulisan itu tak berbicara atau membedah atau menimbang secara ketat buku tersebut. Sebut saja resensi model inisebagai “tempelan”. KTB dan sampul buku hanya dijadikan tempelan. Sementara isinya menimbang soal lain yang sudah dirancang secara khusus oleh peresensinya. Temanya saja dikait-kaitkan
6. Model cerita
Model resensi ini ditulis dengan gaya bercerita. Maka tidak heran jika model ini kental dengan nuansa sastra. Penulis resensi menulis dengan seolah-olah sedang bercerita.
Menentukan Buku yang Akan Diresensi
Cara yang pertama adalah, Anda pertimbangkan buku apa yang akan Anda resensi. Termasuk ke jenis atau genre apakah buku yang akan Anda resensi. Apakah termasuk karya fiksi seperti novel, antologi cerpen, antologi puisi, roman. Ataukah buku yang kita resensi termasuk ke jenis karya nonfiksi seperti sejarah, ilmu pengetahuan atau biografi tokoh. Seseorang yang meresensi buku harus mengetahui masuk ke dalam jenis apa buku yang ia resensi.
2. Membaca Buku yang akan Diresensi
Nah, pada tahap ini kalian bisa membaca semua atau dengan teknik membaca cepat, sehingga kamu tidak perlu menghabiskan waktu untuk membacanya. Pokoknya kamu bisa mengambil intisari dari buku tersebut.
3. Mencatat Data atau Informasi Buku yang akan Diresensi
Catatlah data dan informasi dari buku yang akan Anda resensi. Data informasi yang harus Anda tulis dalam sebuah resensi buku adalah:
a. Judul Buku :
b. Pengarang :
c. Penerbit :
d. Cetakan :
e. Tebal buku :
f. Harga buku :
. Menuliskan Poin-poin Penting dalam Buku
Langkah yang dirasa cukup sulit adalah ketika sampai pada menulis isi resensi buku. Tulislah poin-poin yang penting menurut Anda. Catat pula kutipan yang dirasa mengesankan, jangan lupa tandai halaman. Tulis kembali gagasan yang dianggap penting ke dalam karangan singkat yang memiliki satu kesatuan yang integral.
5. Menuliskan Isi Resensi
Selanjutnya adalah menulis isi resensi, pada cara ini adalah bagaimana Anda memberikan komentar dan pandangan terhadap buku yang Anda resensi. Langkah-langkah dalam menuliskan isi resensi adalah :
a. Membuat informasi umum tentang buku yang Anda resensi.
b. Membuat judul resensi buku.
c. Membuat ringkasan buku secara garis besar.
d. Memberikan penilaian terhadap buku yang Anda resensi.
e. Menonjolkan sisi lain dari buku yang Anda resensi.
f. Mengulas manfaat membaca buku tersebut bagi pembaca.
g. Menuliskan kekurangan dan kelebihan yang ada pada buku tersebut.
h. Penilaian dari segi kelengkapan karya, EYD dan sistematika resensi.
6. Menulis Kesimpulan
Cara yang terakhir adalah ungkapkan apa yang Anda peroleh dari buku yang Anda resensi. Beri saran kepada pembaca mengapa mereka harus membaca buku yang Anda resensi dan apa ruginya jika mereka tidak membaca.
KELEMAHAN DAN KELEBIHAN BUKU
Kelebihan Meresensi Buku
a. Tidak Basi
Jika dibandingkan dengan tulisan lain, seperti berita, artikel, dan karangan khas (fratures), resensi lebih tahan lama. Artinya, andaipun resensi dikembangkan oleh redaksi, resensi itu masih dapat dikirim ke media lain. Demikian pula buku yang diresensi tidak harus buku yang baru terbit. Kita boleh meresensi buku yang terbit setahun yang lalu, asalkan buku itu belum pernah di muat di media yang akan dituju. Meskipun demikian, pada umumnya buku yang diresensi, buku-buku yang baru terbit.
b. Menambah Wawasan
Informasi dari buku sangat berguna untuk menambah wawasan berpikir dan mengasah daya kritis. Kita juga bisa menilai apakah buku itu bermutu atau tidak.
c. Keuntungan Finansial
Jika resensi kita dimuat, kita tidak menerima honor dari redaksi saja, tetapi juga dari penerbit. Kalau fotokopi resensi itu dikirim ke penerbit, minimalbuku baru yang kita dapat (jika penerbit tidak bersedia menerima honor). Biasanya penerbit akan memberi beberapa buah buku baru untuk diresensi kalau resensi buku kita sering di muat di media cetak.
Kelemahan dan kelebihan buku pada sebuah resensi buku berkaitan dengan unsur-unsur pada buku atau novel. Berlandaskan unusr-unsur tersebut, kamu bisa memberikan sebuah penilaian. Baik itu berasaskan kesederhanaan, kekhasan, kejelasan, penguasaan masalah dan bagian-bagian lainnya yang bisa kamu tentukan sendiri dan sesuaikan dengan kreatifitas kamu.
Judul Novel : TUILET
Pengarang : Oben Cedric
Penerbit : Gradien
MediatamaTahun Terbit : 2009
Tempat Terbit : Yogyakarta
Tebal : 147 Halaman
Sinopsis Tuilet
Novel Tuilet adalah novel yang bertema humor yang diciptakan untuk membawa para pembacanya agar tidak hanya membaca kisahnya namun juga akan menemukan kisah-kisah lucu seputar tokoh yang ada di dalam novel ini. Novel ini mengisahkan tentang seorang anak SMA yang tidak terlalu terkenal di kelasnya. Ia bernama Edi Wardiman. Karena Edi memiliki gaya yang terbilang culun, oleh teman-temannya ia sering dipanggil sebagai Edward Culun. Edward memilki sahabat dekat bernama Joko yang juga termasuk siswa culun. Dalam novel ini juga menceritakan seorang gadis bernama Bella, yang ternyata adalah vampir yang jatuh cinta kepada Edward karena melihat wajah Edward yang mirip dengan wajah pacarnya dulu.
Novel ini menyajikan konflik-konflik antar pemain yang diceritakan dengan lucu namun tidak mengurangi kualitas kisan dari novel tersebut, seperti Edrward yang dikhianati oleh Joko demi agar Joko bisa masuk ke kelompok siswa keren di sekolahnya, maka ia harus mengerjai Edward (sahabatnya sendiri). Joko menjebak Edward dengan mengajaknya mengikuti lomba karya ilmiah remaja tingkat SMA. Untuk mengikuti perlombaan itu Joko mengajak Edward untuk menyamar sebagai waria di taman lawang. Lalu Bella datang ke sekolah Edward sebagai murid baru. Namun tidak ada yang mengetahui bahwa Bella adalah seorang vampir hingga ia jatuh cinta dengan Edward namun tidak bisa menjalin hubungan yang lebih karena vampir tidak boleh berhubungan dengan manusia. Novel ini merupakan kisah yang bersambung, oleh karena itu cerita atau akhir dari cerita ini menunjukkan kalau cerita masih agak sedikit menggantung.
Kelebihan Buku: Kelebihan buku ini ada pada segi karakteristik tokoh-tokoh di dalamnya yang dapat membuat si pembaca langsung dapat memahami karakter tokoh tersebut. Novel ini juga dibumbui oleh cerita-cerita yang lucu dan jenaka yang membuat si pembaca tidak akan bosan membacanya.
Kekurangan Buku:
1) Pemilihan kata-kata di novel ini menggunakan bahasa serapan remaja saat ini, seperti gue, elo, dan lain-lain. Yang membuat novel ini sepertinya diciptakan khusus untuk kalangan remaja saja.
2) Jalan cerita pada novel ini hampir sama dengan cerita sebuah film yang berjudul “Twilight” jadi jalan ceritanya akan lebih mudah ditebak.
Saran: Agar pengarang lebih kreatif mencari ide cerita lain yang lebih baru dan belum pernah diangkat pada novel sebelumnya.
Manfaat Buku: Sebagai penawar stress bagi para pembacanya karena pengarang selalu mengajak para pembacanya untuk tertawa ketika mengikuti ceritanya.